Hari Minggu seolah menjadi hari yang ditunggu-tunggu, karena biasanya di hari libur seperti ini aku dan suami kerap berjalan-jalan sambil mencicipi makanan di berbagai tempat. Kali ini pilihannya jatuh ke sebuah tempat yang memiliki nama unik, f 2.8 Cafe. Penulisan nama yang tak biasa ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pemiliknya untuk menekankan konsep yang diusung. Yup... nama ini diambil dari istilah dalam fotografi. Kata "f" dalam fotografi digunakan untuk menerangkan Aperture (bukaan lensa saat mengambil foto) yang biasanya diikuti nominal angka yang menjelaskan besaran f-stop-nya. Jadi, f 2.8 bisa dianalogikan sebagai "bukaan lensa" yang besar/lebar agar cahaya masuk lebih banyak. Untung saja dulu aku sempat belajar sedikit tentang dasar-dasar fotografi (belajar otodidak) sehingga tak asing dengan istilah itu... hehehe.
0 Comments
Sabtu lalu aku dan suami seperti biasa berkeliling sambil mencari tempat yang enak untuk makan sekaligus nongkrong lama. Kali ini, aku mengajaknya ke Hermes Place yang lokasinya juga tak begitu jauh dari tempat tinggal kami. Waktu itu, di Hermes sedang ada Travel Fair, aku pikir iseng-iseng sambil liat pameran, sesudahnya kami akan nongkrong di salah satu resto disana.
Usai melihat-lihat pameran yang tak begitu ramai itu, suamiku mengajakku untuk ngemil sore karena kami sebenarnya sudah makan siang di rumah. Aku langsung kasih ide untuk ke Oh La La Cafe aja. Resto ini cukup nyaman untuk bisa nongkrong berlama-lama disana. Beberapa hari yang lalu, aku dan suami sempat berputar-putar mencari satu resto yang kabarnya terletak di depan Tiara Convention Center. Setelah celingak-celinguk dan melewati jalan yang sama hampir 3 kali, akhirnya kami menemukan tempat yang dituju. Ternyata Manna House-Kitchen & Bar yang dimaksud bukan berada di seputaran jalan RA.Kartini melainkan di jalan Cut Mutiah Medan. Hampir aja kami mengurungkan niat untuk mampir kesana karena salah informasi.
Wuiihh... rasanya udah lama juga aku ga nulis di blog, gara-gara belakangan aku sibuk mengurus smartphone-ku yang tiba-tiba ngadat ! Hehehe... memang gak penting-penting banget, tapi baru aku sadari ternyata handphone yang setia menemaniku setahun ini mulai menunjukkan tanda-tanda mengulah yang membuat aku naik darah ! Lagi terima telepon tiba-tiba si penelepon gak bisa mendengar suaraku padahal sinyal lagi penuh... aaarrgghh !! Akhirnya, aku langsung menuju Plaza Medan Fair untuk menggantinya dengan smartphone lain. Begitulah... sudah habis masa baktinya padaku... hehehe.
Usai mengurus smartphone tadi, tak terasa perut mulai lapar. Aku dan suami memilih untuk bersantap siang di Ranch 57. Letaknya tak terlalu sulit ditemukan, karena bersebelahan dengan resto cepat saji A&W. Dari luar, eksterior resto ini terlihat cukup menonjol sebab banyak menggunakan ornamen kayu dan penuh warna. Interiornya kurang lebih sama, didominasi ornamen kayu, serta beberapa tali tambang yang bergelantungan yang berfungsi sebagai lampu. Kesan hangat cukup terasa sebab warna kuning cukup mendominasi disini. Sepertinya tak banyak resto yang menyediakan menu khas dari Makassar di kota Medan ini. Salah satu resto yang juga menjadi tempat berkumpulnya warga Makassar yang berdomisili di Medan (semacam Paguyuban) adalah Coto Makassar. Nama resto yang juga identik dengan salah satu menu khasnya ini terletak tak jauh dari tempat tinggalku, sehingga beberapa kali aku & suami mampir kesini untuk santap siang.
Hari Minggu yang lalu aku dan suami makan siang diluar, namun waktunya sudah telat untuk ukuran jam makan siang. Kamipun memilih makan siang di salah satu resto di dekat tempat tinggal kami. Usai menyantap makanannya, kami masih duduk mengobrol hingga hampir sore. Sesaat kemudian, kamipun bergerak meninggalkan tempat itu.
Saat melintas di seputaran Kesawan (sesudah mampir di Kimia Farma terdekat), kamipun memutuskan untuk mampir ke 061 Bistro. Resto ini terletak tak jauh dari kediaman Tjong A Fie, secara kebetulan juga bersebelahan dengan iPlug Store. Terdiri dari 2 area, outdoor khusus untuk para perokok dan indoor untuk area bebas asap rokok. Suasananya juga terbilang cukup cozy. Sore hari adalah waktu yang paling pas untuk berjalan-jalan menyusuri kota sambil berkendara. Setelah puas berkeliling ke beberapa tempat, sampailah aku & suamiku di daerah Griya Riatur. Suamiku lalu mengajakku nongkrong di Opal Coffee Cafe & Resto. Tak ada rencana sebenarnya, hanya saja kami butuh tempat untuk sekedar duduk-duduk menikmati suasana sambil mencicipi makanan enak tentunya... hehehe.
Sudah seminggu lebih aku tak sempat membuka blog ini karena sakit. Beberapa hari belakangan ini aku mulai terserang batuk & pilek, membuat malas beraktifitas. Setelah berobat ke dokter, batukku berangsur-angsur membaik, namun penyakit lainnya muncul... alergi kumat ! Waduh, makin gak nyaman rasanya, malas kemana-mana, mood juga ikut memburuk. Akhirnya, baru sekarang lah aku mulai menulis lagi.
Sabtu siang lalu, dengan mood yang masih kurang baik sebab sakit yang belum tuntas, aku dan suamiku menuju ke Sun Plaza. Sesampainya disana, kami duduk di Teddy Coffee untuk menikmati makan siang. Suasana saat itu tak begitu ramai, sehingga kami pun tak perlu susah-susah mencari tempat. Teddy Coffee ini menjadi restoran pertama di Indonesia yang memegang konsep Teddy dari Hokkaido French Pattiserie, yang menawarkan konsep serba Teddy Bear. Pemadaman listrik di kota Medan sudah berlangsung berbulan-bulan. Tak jarang kondisi ini membuat resah & kesal seluruh warga Medan, tak terkecuali aku ! Ditambah lagi cuaca yang sedang memasuki musim panas, membuat suasana menjadi makin gak nyaman. Beberapa hari yang lalu, saat pemadaman terjadi di sekitar rumahku, aku & suami memutuskan untuk makan malam diluar. Beberapa ruas jalan di Medan ternyata juga mengalami pemadaman, akhirnya suamiku mengajakku untuk mencoba makan di daerah jalan Teuku Umar, katanya ada resto yang lumayan baru buka disana. Sesampainya disana, listrik juga padam di daerah itu ! Terbayang suasana yang gelap gulita hanya diterangi beberapa titik cahaya. Awalnya aku sempat ragu-ragu, namun karena malas mencari tempat makan lain maka kamipun masuk ke dalam Resep nenek Moyangku yang temaram karena pencahayaan yang minimalis dibantu oleh genset.
Walaupun perut masih terasa agak kenyang, entah kenapa selalu saja ada dorongan untuk sekedar nongkrong sambil makan & minum lagi ! Padahal, aku & suamiku samasekali bukan pecinta makanan.. hehehehe. Setelah kaki melangkah menyusuri mall, rasanya belum lengkap kalau tidak mampir untuk sekedar ngopi. Di hari libur seperti ini hampir semua tempat makan yang ada di mall terisi penuh. Setelah melihat-lihat tempat yang kira-kira masih tersedia, kamipun memasuki de Excelso di Sun Plaza. Excelso memang memiliki outlet hampir di seluruh mall di Indonesia dengan berbagai kategorinya (ada Excelso Cafe, de Excelso, maupun Excelso express). Excelso juga merupakan gerai kopi asli Indonesia dan merupakan bagian dari Kapal Api Group, produsen kopi terbesar di Indonesia. Excelso Cafe pertama dibuka pada bulan September 1991 di Plaza Indonesia, Jakarta.
Agenda siang hari ini adalah makan ! Hehehe... Tepat di hari Minggu ini aku berulang tahun, jadi aku berencana mengajak suamiku makan diluar. Sebenarnya hal ini sudah aku rencanakan sebelumnya, namun ternyata di hari Minggu itu suamiku masih ada sedikit kerjaan yang menyebabkan ia sendiri belum bisa beri kepastian apakah kami akan makan siang bersama diluar atau tidak. Wajar, sepanjang pagi aku jadi malas-malasan karena tak bisa merencanakan sesuatu. Ternyata, suamiku menelepon jam 9 pagi dan mengatakan bahwa ia bisa pulang sekitar jam 10-an nanti. Horeeee !! Thanks to Mr.S yang sudah mengizinkan suamiku pulang lebih awal ! Siangnya kamipun bersiap-siap menuju ke Sun Plaza. Pemilihan tempat ini lebih dikarenakan udara di kota Medan belakangan ini sangat tidak sehat, karena terpapar asap pembakaran hutan yang terjadi di wilayah Riau & Sumatra Utara. Hal ini membuat sebagian orang malas beraktifitas diluar, termasuk aku, jadi menurutku mall adalah salah satu tempat untuk sekedar menghabiskan waktu sambil bersantai. Tiba di Sun Plaza, aku & suami menuju ke Dome Cafe yang terletak di dekat pintu masuk mall bagian depan. Saat itu suasana lumayan ramai, terutama di area bebas asap rokok. Kami lalu duduk di smoking area. Dari dalam resto terlihat asap yang menyelimuti kota Medan. Sudah tepat keputusannya untuk jalan-jalan di mall saja.
Hari Sabtu lalu, seperti biasa aku & suami keluar rumah untuk sekedar berjalan-jalan. Kami menyempatkan mampir di Lottemart untuk berbelanja rutin. Tak terasa hari menjelang malam, dan kamipun meninggalkan Centre Point Mall. Setelah sempat berdiskusi, kami memutuskan untuk makan malam di Uncle`s Kaya. Perjalanan menuju kesana harus melalui beberapa hambatan sebab di beberapa titik terjadi pemadaman listrik (bergilir). Hal ini memang sangat mengesalkan seluruh warga kota Medan, sebab pemadaman yang tak kenal waktu ini terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama untuk setiap kali pemadaman. Tak urung, lalu lintas pun ikut kacau ! Huuffft... sabar... sabar... Suasana di Uncle`s Kaya pada malam itu cukup ramai, mengingat ini adalah malam Minggu. Bangunan dengan 3 lantai tersebut pun dipenuhi oleh pengunjung. Kami memilih untuk duduk di lantai 2 bagian teras agar suamiku bisa merokok, sebab di area indoor tersedia pendingin ruangan untuk pengunjung yang tidak merokok. Ruangan resto ini dipenuhi poster & beberapa foto para pemain bola, bahkan di teras juga tersedia layar lebar, mungkin untuk persiapan nonton bareng Piala Dunia.
Minggu sore yang lalu seperti biasa aku & suamiku berkendara melintasi jalan-jalan di kota yang tampak lengang. Yang agak berbeda, kami berdua sengaja membawa laptop masing-masing dan berniat mencari tempat nongkrong. Awalnya mobil bergerak menuju arah Polonia, namun akhirnya urung memasuki salah satu cafe disana, mengingat kami membutuhkan tempat yang tidak terlalu ramai supaya nyaman duduk berlama-lama. Aku lantas teringat pada satu tempat yang ingin dikunjungi.
"Bang, kita ke arah jalan Pemuda aja yuuk, kita lihat dulu tempatnya kayak apa", ideku pada suami. "Iya boleh, kalau yang tadi kita lihat sih tempatnya kurang pas untuk nongkrong lama-lama", ujar suamiku. Tak lama kemudian tibalah kami di tempat yang dituju. Tempat ini tak begitu sulit ditemukan walau terletak di sebuah jalan kecil. Hanya saja, tak ada tanda yang cukup jelas terlihat dari luar yang menunjukkan disana ada sebuah cafe. Ukuran cafe yang relatif mungil membuat keberadaannya tak begitu mencolok. Namun, dari namanya saja, Dr.Owl Coffee Shop, sudah cukup mengundang rasa penasaran untuk mampir kesana. Di hari Sabtu menjelang sore yang cerah (karena sejak pagi Medan diguyur hujan), aku & suami memutuskan untuk keluar rumah dan berjalan-jalan menyusuri kota. Seperti biasa, kami masing-masing membawa kamera andalan untuk sekedar memotret objek-objek menarik yang kami lihat sepanjang perjalanan. Cuaca yang sangat bagus ini tentunya tak ingin kami lewatkan untuk memotret salah satu icon kota Medan. Setelah puas memotret disana, mobilpun meluncur menuju salah satu resto yang terbilang cukup baru di kawasan dekat Lapangan Merdeka Medan, Pilastro Cafe.
Rasanya sudah cukup banyak tempat makan yang mencoba menawarkan "konsep" yang beragam, bahkan kadangkala membuat kita sebagai pengunjung jadi bingung mau makan dimana. Disaat para pemilik resto memikirkan konsep2 modern bagi restonya, ternyata masih ada resto yang menawarkan suasana ala tempo doeloe. Mengangkat tema kolosal, Roemah Indonesian Kitchen seolah mengingatkan kita pada masa-masa penjajahan hingga Proklamasi Kemerdekaan.
|
AboutI`m Indonesian, currently living in Medan, North Sumatra. My intention is to share my activities & hobbies. I love travelling, photography, reading a book, writing, listening to music & sometimes like to try culinary... Archives
May 2015
Categories
All
|