JA Tingdeman merancang masjid ini dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran Maroko, Eropa, Melayu dan Timur Tengah. Denah persegi delapan ini menghasilkan ruang bagian dalam yang unik tidak seperti masjid-masjid kebanyakan.
Sudah lama sebenarnya aku ingin sekali memotret Masjid Raya Al Mashun Medan atau lebih dikenal dengan nama Masjid Raya Medan. Kali ini baru kesampaian niatnya dan secara kebetulan menjelang sore hari cuaca juga sangat cerah. Tanpa pikir panjang, aku & suami langsung menuju kesana. Setibanya di Masjid Raya Medan, kamipun mengisi buku tamu sebelum memasuki area masjid lalu memberikan shadaqah seikhlasnya. Masjid Raya Medan dibangun pada tahun 1906 diatas lahan seluas 18.000 meter persegi dan selesai pada tahun 1909, lalu digunakan pertama kali pada hari Jum`at 25 Sya`ban 1329 H (10 September 1909). Awalnya, masjid ini menyatu dengan kompleks istana. Gaya arsitekturnya dirancang khas Timur Tengah, India dan Spanyol di abad ke-18. Ini adalah masjid terindah & terbesar di Sumatra Utara yang merupakan peninggalan Sultan Ma`mum Al Rasyid Perkasa Alam - penguasa yang ke-9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa pada tahun 1873-1924. Pendanaan pembangunan masjid ditanggung sendiri oleh Sultan, namun konon Tjong A Fie seorang tokoh kota Medan dari etnis Tionghoa turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini. Pada awalnya Masjid Raya dirancang oleh seorang arsitek Belanda, Van Erp (yang juga merancang Istana Maimoon), namun kemudian prosesnya dikerjakan oleh JA Tingdeman. Sebagian bahan bangunan diimpor dari luar negri, marmer untuk dekorasi diimpor dari Italia & Jerman, kaca patri dari Cina, dan lampu gantung langsung dari Prancis. JA Tingdeman merancang masjid ini dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran Maroko, Eropa, Melayu dan Timur Tengah. Denah persegi delapan ini menghasilkan ruang bagian dalam yang unik tidak seperti masjid-masjid kebanyakan. Suatu pengalaman tersendiri saat memotret Masjid Raya Medan, karena ini adalah masjid bersejarah yang menjadi kebanggaan warga Medan dan hingga kini masih dipergunakan untuk beribadah. Mudah-mudahan masjid ini akan tetap terawat dengan baik.
2 Comments
arman
28/2/2014 01:50:49 pm
bukti bahwa org medan itu punya citarasa dari sejak dulu
Reply
Leave a Reply. |
AboutI`m Indonesian, currently living in Medan, North Sumatra. My intention is to share my activities & hobbies. I love travelling, photography, reading a book, writing, listening to music & sometimes like to try culinary... Archives
May 2015
Categories
All
|