Mollyta Mochtar
  • My Blog
  • Inspirations
    • My story
  • Quotes

Pasangan Ideal Menuju Pernikahan Impian

30/8/2014

8 Comments

 
Pernikahan adalah suatu moment istimewa yang ingin dialami oleh sepasang manusia yang saling mencintai. Berbagai impian ikut hadir dalam mempersiapkan diri menjelang hari bersejarah itu. Namun ternyata sebuah pernikahan itu tak sesederhana yang dipikirkan orang yang belum pernah merasakan menikah. Bukan sekedar seremonialnya saja, tapi juga perubahan status yang akan disandang begitu selesai mengucapkan ijab kabul atau janji pernikahan. 
Picture
Pernah membeli sepasang cincin untuk me-refresh cincin kawin kami yang asli... hahaha
Menikah memang menjadi hal yang sangat dinantikan. Saat sepasang manusia memiliki hubungan khusus dan terikat komitmen yang mereka buat berdua, semuanya tentu ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Sebagai orang yang telah cukup lama menikah, ada hal mendasar yang menurutku harus menjadi pertimbangan utama, yaitu kesiapan mental. Dari sudut pandang wanita, kesiapan mental seorang pria sebenarnya tak begitu sulit untuk dilihat. Pria dewasa yang memiliki kesiapan mental serta pertimbangan yang matang terlihat dari setiap keputusan yang ia buat sepanjang berhubungan dengan sang wanita. Jadi kalau selama ini pasangan kita masih terlihat labil, childish, cemburuan, emosional dan belum bisa mengatur kehidupan pribadinya sendiri, tolong jangan pernah buru-buru mengajaknya menikah ! Karena itu akan jadi semacam bom waktu yang siap meledak kapan aja saat masalah muncul sesudah kalian menikah nanti. Lamanya masa berpacaran tak menjamin kita mengetahui karakter asli pasangan kita lho ! Jadi ukurannya bukan hanya sudah punya penghasilan tetap, umur yang matang ataupun anjuran dari keluarga, tapi pertimbangkanlah hal-hal mendasar yang ada di dalam diri pasangan kita, apakah kira-kira hal itu bisa diubah atau sudah menjadi karakter yang melekat kuat. Perlu diingat, sebuah pernikahan tidak serta merta mampu mengubah karakter asli seseorang hingga yang bersangkutan ingin merubahnya sendiri. Dan jangan pernah berharap kita bisa merubah karakter pasangan kita itu. Yang bisa kita lakukan hanya menyelaraskannya saja agar kondisinya nyaman untuk kedua belah pihak. 


Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan sebelum memutuskan untuk menikah adalah kesiapan finansial. Hey... menikah itu bukan pesta satu malam saja, itu adalah komitmen yang dibuat untuk seumur hidup. Artinya, uang yang ada bukan untuk dihabiskan pada saat acara berlangsung saja namun perlu dipikirkan kehidupan seperti apa kelak yang akan dijalani dengan keadaan keuangan yang ada saat ini.  Walau uang bukan hal utama, namun menjadi cukup penting sebagai bekal dalam membina kehidupan berumahtangga. Bukan tak mungkin percekcokan akan muncul bermula dari soal keuangan yang kacau balau. Kadangkala aku hanya tersenyum bila ada seseorang yang mengatakan bahwa uang tak menjadi masalah selama keduanya saling mencintai. Well... menikah memang dimulai dari titik nol, tapi aneh kan rasanya bila tak punya "bahan bakar" yang cukup untuk membuatnya berjalan mulus? Menyelaraskan soal keuangan itu juga bukan perkara mudah, hal-hal yang saat pacaran tak muncul, justru bisa menjadi masalah sesudah menikah. Itulah sebabnya keterbukaan soal finansial hingga kesepakatan itu harus dibicarakan dan disepakati saat belum menikah, bukan justru sesudah menikah... hehehe.  Jadi rasanya aneh kalau ada yang berpendapat 'yang penting nikah aja dulu, nanti semuanya bisa diatur...'. 


Soal kesiapan perencanaan masa depan tentu masuk dalam agenda yang harus dibahas juga. Apakah bisa menyelaraskan visi ke depannya, apakah sepakat dengan hal-hal yang ingin dicapai (termasuk soal perencanaan karir), apakah sepakat dengan perencanaan memiliki momongan, dan target masa depan seperti apa yang ingin diwujudkan bersama-sama, tentunya menjadi pembahasan penting sebelum memutuskan untuk menikah. Bila dalam pembicaraan masih menemukan ketidaksepakatan, coba untuk membicarakannya kembali. Bila tetap tak sepakat, hati-hati juga... jangan pernah berpikir bahwa hal itu bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu. Untuk sebagiannya mungkin bisa, tapi sebagian besar menjadi lebih sulit untuk disepakati. 


Ternyata isi dari sebuah pernikahan itu memang tak mudah ya? Bukan berarti menjadi sulit juga sepanjang kedua pasangan tetap berusaha untuk menyelaraskan diri satu sama lain. Masa pacaran yang lama tak selalu menjamin kita akan mengetahui A-Z soal pasangan, tak selalu menjamin pernikahan kelak akan bebas dari ujian dan cobaan, karena kejutan-kejutan baru akan muncul saat pasangan hidup berdua dibawah satu atap. Kadang-kadang saat pacaran toleransi kita terhadap pasangan cukup tinggi, karena kita merasa ia belum seutuhnya menjadi milik kita. Begitu menikah, belum tentu lho semua menjadi lebih mudah... hehehe. Pernikahan memiliki fase-fase kritis yang pasti akan dirasakan oleh setiap pasangan. Bulan pertama biasanya diisi dengan romantisme tinggi serta rasa bangga menjadi sepasang suami istri baru. Bulan-bulan berikutnya menjadi penentu apakah pernikahan akan berlangsung lama atau bubar jalan. Bila berhasil melalui 5 (lima) tahun pertama yang biasanya cukup sulit karena banyak melakukan penyesuaian baru, mudah-mudahan selanjutkan akan lebih lancar. Fase kritis kedua adalah pada tahun ke-10 (sepuluh), rutinitas kadangkala membuat kejenuhan tersendiri. Bila hati tak lagi terpaut, pikiran tak lagi selaras, visi tak lagi sama, inilah yang membuat sebagian pasangan akan merasakan "love cold". Menghabiskan moment hanya berdua saja sambil membicarakan lagi komitmen pernikahan menjadi salah satu obat yang mujarab untuk menyelamatkan pernikahan dari fase tadi. 


Akhirnya, apa sih yang bisa menjadi sinyal bagi wanita maupun pria untuk menyatakan bahwa "he`s/she's the one"? Menurutku cuma hati yang bisa menjawab, ditambah dengan mengamati setiap kebiasaan, tingkah laku maupun keputusan-keputusan yang pernah dibuat selama kita berhubungan dengannya. Kita mungkin bisa jatuh cinta berjuta kali, namun untuk menemukan soulmate memerlukan extra effort. Walaupun ini hanya pendapat pribadiku, namun aku dan suami sudah melewati 2 (dua) fase kritis tadi sehingga apa yang aku utarakan diatas adalah buah dari pemikiran dan pengalamanku. Tak pernah ada pernikahan yang mudah, tapi pernikahan bisa terus diupayakan selama kedua pasangan masih ingin terus bersama. Tak ada pernikahan yang sempurna, yang ada hanya pernikahan yang dibentuk sesuai dengan keinginan bersama...




*Tulisan ini dibuat hanya untuk memberikan gambaran realistis tentang sebuah pernikahan impian agar pasangan yang berpikir untuk menikah lebih bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin.





8 Comments
yogaberyoga link
28/8/2014 07:34:15 am

Sedep bisa jdi acuan para pemuda tuk nikah nij

Reply
molly link
28/8/2014 09:33:36 am

Bisa.. bisa.. supaya gak tersesat atau nyesal nanti... hehehe

Reply
Syaiful Amri
28/8/2014 12:05:59 pm

Makin dalam aja nih topik blognya :)

Reply
molly link
29/8/2014 08:02:09 am

Sesekali bikin penyegaran aja biar gak bosan :)

Reply
Davi lubis link
29/8/2014 02:49:43 am

Hehehe...Suka berat sama artikel ini kak...

Reply
molly link
29/8/2014 08:11:58 am

Hehehe...

Klo gitu makan2 laaa Davi :D

Reply
Joko Almady link
30/8/2014 12:15:05 am

Wah, artikel yang mencerahkan mbak molly...
cocok buat dibaca anak-anak muda yang belum menikah ni...

Reply
molly link
30/8/2014 03:24:02 am

Hehehe... iseng2 nulis topik ini sebenernya Joko.
Terinspirasi gara2 banyak liat perceraian di kalangan muda (terutama seleb di tv) yg barangkali mikir kalau nikah itu mudah, padahal yaaaa... hahaha :D

Reply



Leave a Reply.

    About

    I`m Indonesian, currently living in Medan, North Sumatra. My intention is to share my activities & hobbies. I love travelling, photography, reading a book, writing, listening to music & sometimes like to try culinary...

    Archives

    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014

    Categories

    All
    Batam
    Beauty & Cosmetics
    Culinary
    East Java
    Family
    Jakarta
    Jalan Jalan
    Johor Bahru
    Kuala Lumpur
    Malacca
    Malaysia
    Miscellaneous
    North Sumatra
    Penang
    Photography
    Review
    Singapore
    Traveling
    Turkey

    RSS Feed

    Hit Counters
    Hit Counters
    Flag Counter
    share
    MyFreeCopyright.com Registered & Protected
    BLOGger Medan
    Facebook | Twitter
Powered by Create your own unique website with customizable templates.