Sudah lama sebenarnya aku ingin sekali memotret Masjid Raya Al Mashun Medan atau lebih dikenal dengan nama Masjid Raya Medan. Kali ini baru kesampaian niatnya dan secara kebetulan menjelang sore hari cuaca juga sangat cerah. Tanpa pikir panjang, aku & suami langsung menuju kesana. Setibanya di Masjid Raya Medan, kamipun mengisi buku tamu sebelum memasuki area masjid lalu memberikan shadaqah seikhlasnya.
2 Comments
Mobil berjalan menyusuri jalan-jalan di kota Medan, hingga akhirnya aku & suami memutuskan untuk ke Kuala Namu selepas makan siang. Gak ada tujuan khusus sebenarnya, hanya saja kami kebetulan membawa kamera & berpikir untuk sekedar motret disana. Menjelang sore kamipun memasuki pintu toll Cemara menuju Tanjung Morawa, Tak sampai 1 jam, tibalah kami di Bandara Kuala Namu. Sesudah parkir, kami memasuki area keberangkatan bandara. Sengaja aku & suami tak masuk hingga ke area dalam bandara, hanya memotret dari sisi luar.
Aktifitasku setiap hari sebenarnya nyaris sama, namun ada kalanya rutinitas itu membuat rasa jenuh mulai menyerang. Aku gak terlalu suka dengan sesuatu yg gak direncanakan, aku terbiasa dengan apa2 harus disusun dulu sebelum dilakukan. Tapi ternyata hidup ini gak sepenuhnya dalam kendali kita, kadang2 kejutan itu muncul dalam kehidupan. Seperti kali ini, suamiku harus berangkat keluar kota, menyebabkan beberapa rencana yg udah kita susun jadi terkendala. Apapun itu, harus dijalankan...
"Molly nanti temani sampai ke airport ya..." suamiku meminta. "Iya, nanti dianterin sampai mau boarding", kataku. Perjalanan itu dimulai dari stasiun kereta api Medan, tepatnya Airport Railink Services (ARS) Medan. Berangkat dengan jadwal kereta jam 08.20 Wib supaya tiba di bandara sekitar jam 09.00 Wib. Hari itu cuaca agak mendung, langit juga sedikit berkabut (mungkin efek dari lava Gunung Sinabung). "Mol, jalan2 liat vihara yuuk...", kata suamiku.
"Vihara lagi? Bukannya kita udah lumayan sering motret vihara?", kataku. "Iya, tapi vihara yg ini belum sempat kita eksplore kan?", suamiku beralasan. Kalo aku & suamiku melihat semua foto2 perjalanan kami, vihara menjadi salah satu objek yg cukup sering difoto. Kemanapun kami pergi, rasanya selaluuuu... aja ada vihara yg difoto. Lama2 mabok juga liat vihara... hahahaha. Tapi tetap gak menyurutkan niat kami mengunjungi vihara yg dimaksud. Maha Vihara Maitreya yg berlokasi di Kompleks Perumahan Cemara Asri, ternyata merupakan salah satu vihara terbesar di Indonesia & memiliki lahan seluas 4,5 ha. Vihara ini dibangun pada tahun 1991 & baru diresmikan di tahun 2008. Memasuki bagian dalam vihara, terlihat interior yg sederhana namun tetap membawa suasana tenang berada didalamnya. Disana terdapat kolam ikan koi yg lumayan besar. Disisi luar vihara juga terdapat taman burung yg menjadi tempat peristirahatan ratusan burung. Walaupun vihara ini adalah tempat peribadatan bagi agama Budha, namun banyak juga pengunjung yg hanya sekedar melihat2 isi vihara namun tetap menjaga ketertiban & sopan santun selama berada di dalamnya. Pening... bete... bosan... !! Bukan perasaan yg aneh, setiap orang pasti pernah mengalaminya. Aku pun sering terjebak dalam suasana yg gak mengenakkan seperti itu, padahal rasanya banyaaaakk... banget yg pingin dikerjakan. Duduk berjam2 di depan laptop juga gak menghasilkan ide apa2... kutak katik smartphone pun gak sanggup menghilangkan suntuk. Kayaknya satu2nya obat adalah... keluar dari rumah & nongkrong di tempat makan ! Sejujurnya, aku bukan tukang makan, tapi kebiasaan nongkrong duduk2 sambil minum & makan sepertinya jadi kebiasaan yg susah ditinggalkan. Ini bermula dari sejak aku menikah belasan tahun lalu, suamiku yg pecinta kopi sering mengajakku ke gerai kopi. Disana ia biasa pesan kopi sambil merokok, dan aku juga ikut memesan minuman selain kopi utk sekedar menemaninya duduk2 & ngobrol. Lama2... laper juga yah klo minum doang... hahahaha. Liat menu makanan & mulailah memesan mulai dr yg ringan2 sampai kategori makanan berat ! Akhirnya, kebiasaan ini berlangsung selama bertahun2... tanpa terasa, kami pun punya kebiasaan utk nongkrong sambil makan & minum.
Pilihan tempat nongkrongnya biasa dimana aja, dari mulai cafe sampai warung di pinggir jalan pun dicoba. Ini cukup sering kami lakukan bahkan di hari2 biasa sekalipun (gak melulu pas weekend atau libur aja). Sepulang dari kantor, suamiku kadang2 mengajakku muter2 kota sambil ngobrol di mobil & berakhir di salah satu tempat nongkrong. Seakan dia tau klo istrinya ini "not in the good mood", rasanya hal2 begini yg mampu mengusir semua penat & rasa bete yg aku alami pada hari itu. Dalam hal ini, suamiku termasuk "pintar" membaca situasi... hahahaha... Kalau berkunjung ke Medan kurang lengkap kalo belum mengunjungi Taman Buaya Asam Kumbang. Jadi bukan hanya kulinernya aja yg menarik di Medan ini, tp buaya2 yg notabene makhluk menyeramkan pun menjadi salah satu iconnya. Taman Buaya Asam Kumbang terletak di Jl. Bunga Raya II no.59, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, sekitar 10 km dari pusat kota Medan. Sebelum masuk ke dalam, ada gapura bercorak buaya yg menandakan lokasi penangkaran reptil terbesar di Indonesia. Penangkaran ini udh menghasilkan ribuan ekor buaya loh !
Perjalananku ke Tanjung Pura kali ini gak seperti biasanya, hari Natal tgl 25 Des 2013 lalu aku & suami memutuskan utk menengok mertuaku yg memang bermukim disana, sekaligus pingin motret di Mesjid Azizi yg terkenal itu. Perjalanan dari Medan menuju Tanjung Pura ditempuh selama kurang lebih 1,5 jam mengendarai mobil. Gak buru2 sih, jadi kita jalannya juga santai2 aja. Berlokasi sekitar 60 km dari kota Medan, Tanjung Pura merupakan salah satu titik yg dilewati oleh jalan raya lintas Sumatera menuju provinsi NAD. Tanjung Pura adalah kota kecil penuh kenangan bagi sebagian org yg pernah tinggal disana, selain terkenal sbg kota pendidikan, sejak zaman dahulu juga dikenal sebagai kota budaya. Tengku Amir Hamzah, seorang pujangga besar sekaligus pahlawan nasional, penyair handal, kini telah dimakamkan di Kompleks Pemakaman Umum Mesjid Azizi Tanjung Pura. Tanjung Pura juga merupakan pusat kerajaan lama Kesultanan Langkat. Mesjid Azizi mulai dibangun oleh Sultan Langkat Haji Musa pd thn 1899, selesai dan diresmikan oleh putra beliau Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah pd tgl 19 Juni 1902. Keindahan Mesjid Azizi ini lalu dijadikan rujukan pembangunan Mesjid Zahir di Kedah Malaysia, hingga kedua mesjid tsb mempunyai kemiripan satu sama lain. Kota Tanjung Pura juga terkenal dgn oleh2 khasnya yaitu dodol, tapi sayang dodolnya udh habis kami makan jadi gak sempat difoto... hehehehe
Motret kemeriahan malam pergantian tahun di daerah Kesawan hingga Lapangan Merdeka Medan, ditengah2 lautan manusia ! Cuma bermodalkan semangat, tekad, mini tripod dan tentunya mirrorless camera ! Huuuffft..... capeeeek...
|
AboutI`m Indonesian, currently living in Medan, North Sumatra. My intention is to share my activities & hobbies. I love travelling, photography, reading a book, writing, listening to music & sometimes like to try culinary... Archives
May 2015
Categories
All
|