Sudah lama sebenarnya aku ingin sekali memotret Masjid Raya Al Mashun Medan atau lebih dikenal dengan nama Masjid Raya Medan. Kali ini baru kesampaian niatnya dan secara kebetulan menjelang sore hari cuaca juga sangat cerah. Tanpa pikir panjang, aku & suami langsung menuju kesana. Setibanya di Masjid Raya Medan, kamipun mengisi buku tamu sebelum memasuki area masjid lalu memberikan shadaqah seikhlasnya.
2 Comments
Minggu sore yang lalu seperti biasa aku & suamiku berkendara melintasi jalan-jalan di kota yang tampak lengang. Yang agak berbeda, kami berdua sengaja membawa laptop masing-masing dan berniat mencari tempat nongkrong. Awalnya mobil bergerak menuju arah Polonia, namun akhirnya urung memasuki salah satu cafe disana, mengingat kami membutuhkan tempat yang tidak terlalu ramai supaya nyaman duduk berlama-lama. Aku lantas teringat pada satu tempat yang ingin dikunjungi.
"Bang, kita ke arah jalan Pemuda aja yuuk, kita lihat dulu tempatnya kayak apa", ideku pada suami. "Iya boleh, kalau yang tadi kita lihat sih tempatnya kurang pas untuk nongkrong lama-lama", ujar suamiku. Tak lama kemudian tibalah kami di tempat yang dituju. Tempat ini tak begitu sulit ditemukan walau terletak di sebuah jalan kecil. Hanya saja, tak ada tanda yang cukup jelas terlihat dari luar yang menunjukkan disana ada sebuah cafe. Ukuran cafe yang relatif mungil membuat keberadaannya tak begitu mencolok. Namun, dari namanya saja, Dr.Owl Coffee Shop, sudah cukup mengundang rasa penasaran untuk mampir kesana. Di hari Sabtu menjelang sore yang cerah (karena sejak pagi Medan diguyur hujan), aku & suami memutuskan untuk keluar rumah dan berjalan-jalan menyusuri kota. Seperti biasa, kami masing-masing membawa kamera andalan untuk sekedar memotret objek-objek menarik yang kami lihat sepanjang perjalanan. Cuaca yang sangat bagus ini tentunya tak ingin kami lewatkan untuk memotret salah satu icon kota Medan. Setelah puas memotret disana, mobilpun meluncur menuju salah satu resto yang terbilang cukup baru di kawasan dekat Lapangan Merdeka Medan, Pilastro Cafe.
Rasanya sudah cukup banyak tempat makan yang mencoba menawarkan "konsep" yang beragam, bahkan kadangkala membuat kita sebagai pengunjung jadi bingung mau makan dimana. Disaat para pemilik resto memikirkan konsep2 modern bagi restonya, ternyata masih ada resto yang menawarkan suasana ala tempo doeloe. Mengangkat tema kolosal, Roemah Indonesian Kitchen seolah mengingatkan kita pada masa-masa penjajahan hingga Proklamasi Kemerdekaan.
Mobil berjalan menyusuri jalan-jalan di kota Medan, hingga akhirnya aku & suami memutuskan untuk ke Kuala Namu selepas makan siang. Gak ada tujuan khusus sebenarnya, hanya saja kami kebetulan membawa kamera & berpikir untuk sekedar motret disana. Menjelang sore kamipun memasuki pintu toll Cemara menuju Tanjung Morawa, Tak sampai 1 jam, tibalah kami di Bandara Kuala Namu. Sesudah parkir, kami memasuki area keberangkatan bandara. Sengaja aku & suami tak masuk hingga ke area dalam bandara, hanya memotret dari sisi luar.
Sabtu malam yang lalu aku & suami secara kebetulan melewati Jl. Hasanuddin, Medan. Lalu pandanganku tertuju ke sebuah resto di sisi kanan jalan yang kelihatannya cukup ramai & baru. Aku lantas teringat pada iklan pembukaan resto baru di salah satu surat kabar yang kulihat minggu lalu. Sepertinya memang resto ini yang dimaksud. "Bang, besok kita coba makan disini ya, restonya baru & tempatnya bagus", kataku pada suamiku. "Ok Molly ...", sahut suamiku. Keesokan harinya, walau kami nyaris telat makan siang, namun suamiku tetap membawa kami menuju Lady Batiq. Sesampainya disana ternyata mobil-mobil sudah memenuhi area parkir. Sesudah berhasil mendapatkan tempat parkir, kamipun masuk & disambut ramah oleh waitress. Suasana nyaman langsung terasa dan ruangan cukup sejuk saat itu. Saat pertama memasuki resto terlihat gallery kecil yang memuat beberapa kerajinan & pakaian yang terbuat dari batik. Karena bangunan resto ini terdiri dari 2 lantai, akhirnya kami coba melihat-lihat dulu hingga ke lantai 2 sebelum memutuskan akan duduk dimana. Resto ini juga menyediakan area outdoor mirip teras untuk para perokok. Karena cuaca pada siang itu cukup panas, kami memutuskan untuk duduk di area tanpa asap rokok di lantai 1.
Namanya cukup unik untuk sebuah tempat makan ya... hehehehe. Memang begitulah, tempat makan ini berdiri sudah cukup lama & cukup dikenal masyarakat Sumatra Utara yang sering melewati Jalinsum (Jalan Lintas Sumatra) menuju ke Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, Siantar dan lain-lain. Sepanjang Jalinsum sebenarnya ada beberapa pilihan tempat makan, namun Wong Rame ini seolah punya pelanggan tersendiri yang kerap mampir untuk santap siang maupun malam. Wong Rame terletak di Jalan Raya Medan-Tanjung Morawa Km 16,8 dan berada disisi kanan jalan dari arah Medan, tak jauh sesudah keluar dari pintu tol Belmera.
Tiga hari yang lalu aku merasa gak enak badan, hanya berbaring di kamar. Sesekali masih mengutak-atik smartphone, sambil nonton tv, namun tak banyak yang bisa aku lakukan. Sepertinya aku masuk angin bercampur dengan capek, sehingga selera makanku pun menurun. Aku yang tak boleh telat makan (karena punya penyakit maag), malah baru makan siang sesudah jam 4 sore ! Wajar, kondisinya mulai drop, diperparah dengan minum kopi espresso bercampur ice cream vanilla (kalau gak salah istilahnya Affogato al caffe`) buatan suamiku tepat sebelum makan malam (sebenarnya rasa minuman ini enak banget lho). Well... bisa ditebak kan, malam harinya aku mulai tumbang ! Pendek kata, aku sakit... Kepala pusing, badan masuk angin, perut kembung dan lain-lain. Akhirnya keesokan harinya aku bener-bener bedrest ! Sebab badan mulai meriang dan aku gak mau kondisinya semakin parah kalau aku gak betul-betul istirahat...
Usai pelatihan hari kedua di salah satu hotel di Medan, suamiku menjemputku seperti biasa. Kali ini ia datang bersama salah satu teman kami, bang Saf, begitu aku biasa memanggilnya. Mereka mengikuti hunting foto tadi pagi, lalu berlanjut nongkrong bersama-sama sambil menunggu pelatihanku selesai. Di dalam mobil, obrolan tentang foto & kamera terus bergulir, dan mobilpun terus meluncur menuju Hermes Place Polonia untuk mengantarkan Bang Saf. Setelah itu, aku & suami berbelok menuju Sun Plaza Shopping Mall. Setibanya di Sun Plaza, tak terasa hari menjelang malam, rasa lapar mulai menyerang... hehehe. Suamiku mengajakku makan di Steak 21 di lantai 4. Pengunjung saat itu cukup ramai, mengingat hari itu adalah hari Minggu. Salah satu waitress mempersilahkan kami duduk lalu memberikan menu. Sesudah melihat-lihat pilihan menu yang ada, aku memesan Combi Steak & Sweet Ice Tea, lalu suamiku memesan Grill Iga & Air Mineral.
Sore hari adalah waktu yang paling pas untuk duduk-duduk santai sambil menikmati minuman & makanan ringan. Setelah seharian mengikuti pelatihan di salah satu hotel di Medan, aku dijemput oleh suamiku menuju ke salah satu tempat dimana kami beberapa kali nongkrong. Yup ... Repvblik Kopi menjadi pilihannya ! "Kepala Molly rasanya panas nih, kita nongkrong aja tapi gak usah makan berat karena masih kenyang ya bang?", usulku.
"Ok ... kita duduk-duduk ngobrol sambil minum di Repvblik Kopi", sahut suamiku. Setiap perempuan di dunia ini pasti menyukai keindahan. Tak sedikit dari kaum perempuan yang ingin bisa tampil cantik & menarik sesuai kepribadian masing-masing. Tapi, tak banyak perempuan yang pintar berdandan & menggunakan kosmetik untuk mempercantik diri. Kebanyakan hanya membeli peralatan make up yang banyaaakk & mahaaal, namun tak sepenuhnya mengerti manfaat ataupun cara penggunaannya ! Memang sih gak semua begitu, tapi kebanyakan. Jalan-jalan di mall, melewati gerai-gerai make up, membuat sebagian dari kaum perempuan tergoda untuk membeli tanpa sadar. Bujukan dari Beauty Consultant tak jarang membuat isi dompet ikut keluar tanpa rencana.. hahahaha.
Bepergian sendirian kadangkala aku lakoni saat merasa ingin mengunjungi satu tempat. Aku termasuk orang yang tak terlalu sering mondar-mandir Medan-Jakarta, sebab aku hampir gak punya keperluan pergi kesana. Tapi kali ini, aku berangkat ke Jakarta untuk satu keperluan.
Pagi-pagi aku udah bersiap-siap menuju Stasiun Kereta Api yang akan membawaku ke Bandara Kuala Namu yang jauuuuhh ... itu. Walaupun sedikit gelisah sebab taxi yang kupesan terlambat datang, membuat aku membayangkan harus menembus titik macet untuk sampai ke Stasiun KA. Huuufftt ... kenapa juga harus lama banget datang taxinya sih?! Akhirnya tepat jam 7.30 Wib taxi itu muncul di depan rumah. Akupun lega sambil buru-buru menaikkan koperku ke dalam taxi. Sesaat sebelum aku mengunci pintu rumah, aku mendengar suara Chimeng, kucingku. "Meoooonnnng... meoonngg", suara Chimeng membuat aku tersentak, Aduuh... kenapa sih Chimeng minta makannya tepat disaat aku mau jalan buru-buru begini? Padahal dari sejak pagi aku udah nungguin dia dateng biar sempat aku beri makan sebelum aku berangkat. Well... memang Chimeng sih bukan kucing peliharaanku, tapi setiap hari aku "berkewajiban" memberi dia makan 3x sehari ! Bukan apa-apa, aku gak tega dengar suaranya di depan pintu rumah. Tapi seakan mengerti, melihat aku membawa tas sebesar itu, sepertinya dia sadar bakalan ditinggal untuk beberapa hari. Dia lantar ngeloyor pergi disela-sela pagar rumahku. "Maafin aku ya Meng, jangan ngambek kalau nanti aku pulang yaa... hiks hiks". "Mol, siang ini kita makan yang enak yuuk...", ajak suamiku. "Ayuuk... kita ke Plaza Indonesia aja gimana?" tanyaku. "Ok boleh... soalnya nanti siang kita kan udah berangkat", suamiku menjawab sambil tersenyum. Di hari terakhir kami di Jakarta, sesudah check out dari hotel & menitipkan koper di luggage room hotel, kamipun berjalan kaki menyusuri jalur pedestrian menuju Plaza Indonesia. Hari itu cuaca cukup baik, tidak panas & tidak juga hujan. Agaknya kami memang bernasib baik karena sebelumnya Jakarta terus-menerus diguyur hujan nyaris sepanjang hari. Namun sejak kedatanganku ke Jakarta hingga menjelang pulang, cuaca sangat bersahabat... Alhamdulillah. Sambil berkeliling mall & melihat-lihat beberapa resto, aku memilih The Playground. Mungkin lokasi dari resto ini tak begitu mudah ditemukan karena tidak berada di food area. Namun aku pernah membaca ulasan tentang resto ini beberapa waktu lalu, sehingga saat itu aku langsung teringat untuk mencari dimana lokasinya. Setelah bertanya pada security, sampailah kami di The Playground. Resto yang terletak di lantai 4 Plaza Indonesia Extension ini tidaklah terlalu besar, namun tempatnya cukup cozy karena diterangi cahaya lampu kekuningan. Sesuai namanya, resto ini menggunakan tema "tempat bermain". Dekorasinya didominasi warna coklat berbentuk mural. Di sudut ruangan tampak pajangan motor Vespa. Sayup-sayup terdengar alunan musik yang easy listening, membuat suasana semakin nyaman. Beberapa kursi juga didesain unik, terutama yang terdapat dekat area masuk utama resto. Kursi kayunya berbentuk seperti ayunan, lengkap dengan tali gantungan diatasnya. Pelayanan yang kami terima juga baik, waitress-nya melayani dengan sabar & ramah.
Pada kesempatan jalan-jalan di Lotte Shopping Avenue, Jakarta kali ini, aku & suami iseng-iseng nyari tempat nongkrong baru. Sebenarnya kami berdua udah kecapean & kehausan setelah puas berkeliling shopping mall ini. Akhirnya pilihanpun jatuh ke Blacklisted Coffee Roasters atau lebih dikenal dengan Blacklisted Coffee. Karena aku & suami bukan warga ibukota, kami gak tau pasti kapan tepatnya gerai kopi ini buka. Belakangan, yang aku tau Blacklisted Coffee punya cabang di 2 (dua) mall lainnya di Jakarta, yaitu di Puri Indah Mall & Street Gallery Pondok Indah Mall 1.
|
AboutI`m Indonesian, currently living in Medan, North Sumatra. My intention is to share my activities & hobbies. I love travelling, photography, reading a book, writing, listening to music & sometimes like to try culinary... Archives
May 2015
Categories
All
|