Setelah gagal di tiga tempat makan tadi, mobilpun meluncur ke Cambridge City Square. Kamipun memutuskan untuk berbuka puasa di mall saja, karena waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Kali ini pilihannya jatuh ke Jittlada Thai Cuisine.
Ide awal untuk berbuka puasa di hari Minggu yang lalu sebenarnya ingin mencicipi hidangan asli Indonesia. Setelah sekian lama berpuasa, rasanya lidah ingin dimanjakan dengan makanan-makanan yang punya citarasa khas Indonesia. Aku dan suami lantas pergi ke salah satu restoran franchise ayam bakar yang terkenal, namun karena kami tak memesan tempat terlebih dahulu, saat tiba disana semua tempat telah penuh. Kamipun langsung menuju ke salah satu restoran sunda di daerah S.Parman, dan disanapun kami tak berhasil mendapatkan tempat duduk. Juru parkir disana menganjurkan kami untuk mencoba ke salah satu restoran besar di jalan T.Cik Ditiro. Ternyata disana sama saja, lagi-lagi tak kebagian tempat karena sudah dipesan sebelumnya. Memang dikarenakan itu adalah hari Minggu, otomatis nyaris semua tempat makan (terutama masakan Indonesia) menjadi penuh. Salahku juga yang lupa mereservasi tempat sebelumnya.
Setelah gagal di tiga tempat makan tadi, mobilpun meluncur ke Cambridge City Square. Kamipun memutuskan untuk berbuka puasa di mall saja, karena waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Kali ini pilihannya jatuh ke Jittlada Thai Cuisine.
8 Comments
Acara berbuka puasa pada hari Senin lalu sekaligus menjadi perayaan ulang tahun pernikahan kami yang telah memasuki tahun ke-13 dan bertepatan pada tanggal 14 Juli 2014. Setelah mempertimbangkan beberapa tempat, pilihan akhirnya jatuh ke Swiss Cafe di Grand Swiss-Belhotel Medan. Suamiku pun tak lupa melakukan reservasi tempat terlebih dahulu. Berbuka puasa ala buffet menjadi pertimbangan praktis saat ingin memanjakan perut usai menahan haus dan lapar di siang hari.
Hari Minggu tanggal 6 Juli 2014 lalu aku dan suami menyempatkan untuk mencoba menu berbuka puasa di Hotel Grand Aston CityHall Medan. Ide awalnya datang dari suamiku yang tadinya sempat menelepon beberapa hotel yang kerap menyediakan menu buffet untuk berbuka puasa. Kali ini pilihan jatuh ke Grand Aston Medan. Sekitar pukul 17.30 WIB kami sempat memarkirkan mobil di Lapangan Merdeka sambil duduk-duduk disana dan memotret kucing yang kebetulan ada... hehehe. Tepat jam 18.00 WIB kamipun memasuki halaman Grand Aston Medan.
Buka puasa di Grand Aston Medan berlokasi di Spoon Dining Coffee Shop yang terletak di lantai 1 (satu) hotel. Saat tiba disana, tampak beberapa orang sedang duduk-duduk sambil menanti waktu berbuka tiba. Spoon Dining terdiri dari 2 area, smoking area dan non-smoking area. Kami duduk di non smoking area, karena smoking area berada di teras luar dari coffee shop. Spoon Dining Coffee Shop memiliki ukuran yang tak terlalu luas, namun suasana nyaman ala hotel tetap terasa. Di sudut ruangan tampak seorang penyanyi beserta pemain keyboard memecah keheningan sambil melantunkan lagu-lagu bernuansa Islami. Ini lanjutan cerita dari perjalanan ke Bromo tempo hari. Setelah kemarin malam aku dan suami kembali ke Surabaya dari Probolinggo, maka pagi ini usai menikmati sarapan di hotel Bisanta Bidakara Surabaya, kami berniat untuk berjalan-jalan melihat salah satu museum yang terkenal disana yaitu House of Sampoerna. Dengan mengendarai becak dayung, kamipun tiba di museum sekitar pukul 10 pagi. Saat itu cuaca di Surabaya cukup terik, namun tak menyurutkan semangat kami untuk berjalan-jalan. Lokasi House of Sampoerna ini tak jauh dari kawasan Jembatan Merah yang merupakan kawasan kota tua di Surabaya.
Beberapa bulan sebelum kami memutuskan untuk liburan singkat ke Surabaya pada tahun 2011 lalu, aku dan suami sempat berdiskusi menentukan apakah kami akan melakukan perjalanan yang tak biasa yaitu menuju puncak Bromo. Akhirnya kami sepakat untuk kesana, namun harus merubah jadwal keberangkatan sebab aku terlanjur membeli tiket Air Asia Medan-Surabaya-Medan beberapa waktu lalu. Jadwal keberangkatan maskapai Air Asia yang berangkat siang hari dari Medan membuat kami terpaksa merelakan tiket itu "hangus" tak terpakai dan membeli tiket baru Lion Air Medan-Surabaya via Batam. Saat itu suamiku masih bertugas di Batam dan aku tinggal di Medan. Akhirnya pada tanggal 20 Oktober 2011 aku berangkat dari Medan ke Surabaya dengan penerbangan pagi pukul 07.00 WIB dan transit di Batam agar bisa satu pesawat dengan suamiku yang berangkat dari Batam. Begitulah sedikit kerepotan yang pernah kami alami saat ingin bepergian... hehehe.
"Mol, kita ke Melaka yuk... tapi weekend aja" usul suamiku pada tahun 2012 lalu. Aku pun tak ingat kapan tepatnya kami ngobrol soal rencana liburan singkat. Awalnya aku hanya iseng-iseng membeli tiket pesawat Air Asia yang kebetulan memang sedang promo dengan tujuan Medan-Kuala Lumpur-Medan. Akupun membeli secara online kira-kira beberapa bulan sebelumnya untuk keberangkatan sekitar akhir April 2012.
Tanggal 20 April 2012 kamipun berangkat ke Kuala Lumpur melalui bandara Polonia (waktu itu) dengan pesawat pagi. Setibanya di Bandara LCCT Kuala Lumpur, aku membeli sim card untuk Blackberry-ku di DIGI Store LCCT. Lalu aku dan suami memutuskan untuk makan siang dulu di airport sebelum melanjutkan perjalanan ke Melaka dengan bus. Tiket bus dapat dibeli di counter ticket di sisi dalam airport. Kalau gak salah harganya sekitar MYR 22 /orang (bus Transnasional). Ini adalah bagian dari rangkaian perjalananku bersama suami dari Melaka. Karena kali ini suamiku tak khusus mengambil cuti untuk berlibur, maka kamipun harus rela berpindah kota dalam satu hari ! Hehehe... Setelah menempuh perjalanan dengan bus dari Melaka selama 3 jam, akhirnya kami tiba di kota Kuala Lumpur, dan bus berhenti di Terminal Bus Puduraya. Hari menjelang sore, kami segera menuju salah satu hotel di area Bukit Bintang untuk check in terlebih dahulu.
|
AboutI`m Indonesian, currently living in Medan, North Sumatra. My intention is to share my activities & hobbies. I love travelling, photography, reading a book, writing, listening to music & sometimes like to try culinary... Archives
May 2015
Categories
All
|