"Ok Molly ...", sahut suamiku.
Sabtu malam yang lalu aku & suami secara kebetulan melewati Jl. Hasanuddin, Medan. Lalu pandanganku tertuju ke sebuah resto di sisi kanan jalan yang kelihatannya cukup ramai & baru. Aku lantas teringat pada iklan pembukaan resto baru di salah satu surat kabar yang kulihat minggu lalu. Sepertinya memang resto ini yang dimaksud. "Bang, besok kita coba makan disini ya, restonya baru & tempatnya bagus", kataku pada suamiku. "Ok Molly ...", sahut suamiku. Keesokan harinya, walau kami nyaris telat makan siang, namun suamiku tetap membawa kami menuju Lady Batiq. Sesampainya disana ternyata mobil-mobil sudah memenuhi area parkir. Sesudah berhasil mendapatkan tempat parkir, kamipun masuk & disambut ramah oleh waitress. Suasana nyaman langsung terasa dan ruangan cukup sejuk saat itu. Saat pertama memasuki resto terlihat gallery kecil yang memuat beberapa kerajinan & pakaian yang terbuat dari batik. Karena bangunan resto ini terdiri dari 2 lantai, akhirnya kami coba melihat-lihat dulu hingga ke lantai 2 sebelum memutuskan akan duduk dimana. Resto ini juga menyediakan area outdoor mirip teras untuk para perokok. Karena cuaca pada siang itu cukup panas, kami memutuskan untuk duduk di area tanpa asap rokok di lantai 1.
2 Comments
Namanya cukup unik untuk sebuah tempat makan ya... hehehehe. Memang begitulah, tempat makan ini berdiri sudah cukup lama & cukup dikenal masyarakat Sumatra Utara yang sering melewati Jalinsum (Jalan Lintas Sumatra) menuju ke Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, Siantar dan lain-lain. Sepanjang Jalinsum sebenarnya ada beberapa pilihan tempat makan, namun Wong Rame ini seolah punya pelanggan tersendiri yang kerap mampir untuk santap siang maupun malam. Wong Rame terletak di Jalan Raya Medan-Tanjung Morawa Km 16,8 dan berada disisi kanan jalan dari arah Medan, tak jauh sesudah keluar dari pintu tol Belmera.
Tiga hari yang lalu aku merasa gak enak badan, hanya berbaring di kamar. Sesekali masih mengutak-atik smartphone, sambil nonton tv, namun tak banyak yang bisa aku lakukan. Sepertinya aku masuk angin bercampur dengan capek, sehingga selera makanku pun menurun. Aku yang tak boleh telat makan (karena punya penyakit maag), malah baru makan siang sesudah jam 4 sore ! Wajar, kondisinya mulai drop, diperparah dengan minum kopi espresso bercampur ice cream vanilla (kalau gak salah istilahnya Affogato al caffe`) buatan suamiku tepat sebelum makan malam (sebenarnya rasa minuman ini enak banget lho). Well... bisa ditebak kan, malam harinya aku mulai tumbang ! Pendek kata, aku sakit... Kepala pusing, badan masuk angin, perut kembung dan lain-lain. Akhirnya keesokan harinya aku bener-bener bedrest ! Sebab badan mulai meriang dan aku gak mau kondisinya semakin parah kalau aku gak betul-betul istirahat...
Usai pelatihan hari kedua di salah satu hotel di Medan, suamiku menjemputku seperti biasa. Kali ini ia datang bersama salah satu teman kami, bang Saf, begitu aku biasa memanggilnya. Mereka mengikuti hunting foto tadi pagi, lalu berlanjut nongkrong bersama-sama sambil menunggu pelatihanku selesai. Di dalam mobil, obrolan tentang foto & kamera terus bergulir, dan mobilpun terus meluncur menuju Hermes Place Polonia untuk mengantarkan Bang Saf. Setelah itu, aku & suami berbelok menuju Sun Plaza Shopping Mall. Setibanya di Sun Plaza, tak terasa hari menjelang malam, rasa lapar mulai menyerang... hehehe. Suamiku mengajakku makan di Steak 21 di lantai 4. Pengunjung saat itu cukup ramai, mengingat hari itu adalah hari Minggu. Salah satu waitress mempersilahkan kami duduk lalu memberikan menu. Sesudah melihat-lihat pilihan menu yang ada, aku memesan Combi Steak & Sweet Ice Tea, lalu suamiku memesan Grill Iga & Air Mineral.
Sore hari adalah waktu yang paling pas untuk duduk-duduk santai sambil menikmati minuman & makanan ringan. Setelah seharian mengikuti pelatihan di salah satu hotel di Medan, aku dijemput oleh suamiku menuju ke salah satu tempat dimana kami beberapa kali nongkrong. Yup ... Repvblik Kopi menjadi pilihannya ! "Kepala Molly rasanya panas nih, kita nongkrong aja tapi gak usah makan berat karena masih kenyang ya bang?", usulku.
"Ok ... kita duduk-duduk ngobrol sambil minum di Repvblik Kopi", sahut suamiku. Bepergian sendirian kadangkala aku lakoni saat merasa ingin mengunjungi satu tempat. Aku termasuk orang yang tak terlalu sering mondar-mandir Medan-Jakarta, sebab aku hampir gak punya keperluan pergi kesana. Tapi kali ini, aku berangkat ke Jakarta untuk satu keperluan.
Pagi-pagi aku udah bersiap-siap menuju Stasiun Kereta Api yang akan membawaku ke Bandara Kuala Namu yang jauuuuhh ... itu. Walaupun sedikit gelisah sebab taxi yang kupesan terlambat datang, membuat aku membayangkan harus menembus titik macet untuk sampai ke Stasiun KA. Huuufftt ... kenapa juga harus lama banget datang taxinya sih?! Akhirnya tepat jam 7.30 Wib taxi itu muncul di depan rumah. Akupun lega sambil buru-buru menaikkan koperku ke dalam taxi. Sesaat sebelum aku mengunci pintu rumah, aku mendengar suara Chimeng, kucingku. "Meoooonnnng... meoonngg", suara Chimeng membuat aku tersentak, Aduuh... kenapa sih Chimeng minta makannya tepat disaat aku mau jalan buru-buru begini? Padahal dari sejak pagi aku udah nungguin dia dateng biar sempat aku beri makan sebelum aku berangkat. Well... memang Chimeng sih bukan kucing peliharaanku, tapi setiap hari aku "berkewajiban" memberi dia makan 3x sehari ! Bukan apa-apa, aku gak tega dengar suaranya di depan pintu rumah. Tapi seakan mengerti, melihat aku membawa tas sebesar itu, sepertinya dia sadar bakalan ditinggal untuk beberapa hari. Dia lantar ngeloyor pergi disela-sela pagar rumahku. "Maafin aku ya Meng, jangan ngambek kalau nanti aku pulang yaa... hiks hiks". "Mol, siang ini kita makan yang enak yuuk...", ajak suamiku. "Ayuuk... kita ke Plaza Indonesia aja gimana?" tanyaku. "Ok boleh... soalnya nanti siang kita kan udah berangkat", suamiku menjawab sambil tersenyum. Di hari terakhir kami di Jakarta, sesudah check out dari hotel & menitipkan koper di luggage room hotel, kamipun berjalan kaki menyusuri jalur pedestrian menuju Plaza Indonesia. Hari itu cuaca cukup baik, tidak panas & tidak juga hujan. Agaknya kami memang bernasib baik karena sebelumnya Jakarta terus-menerus diguyur hujan nyaris sepanjang hari. Namun sejak kedatanganku ke Jakarta hingga menjelang pulang, cuaca sangat bersahabat... Alhamdulillah. Sambil berkeliling mall & melihat-lihat beberapa resto, aku memilih The Playground. Mungkin lokasi dari resto ini tak begitu mudah ditemukan karena tidak berada di food area. Namun aku pernah membaca ulasan tentang resto ini beberapa waktu lalu, sehingga saat itu aku langsung teringat untuk mencari dimana lokasinya. Setelah bertanya pada security, sampailah kami di The Playground. Resto yang terletak di lantai 4 Plaza Indonesia Extension ini tidaklah terlalu besar, namun tempatnya cukup cozy karena diterangi cahaya lampu kekuningan. Sesuai namanya, resto ini menggunakan tema "tempat bermain". Dekorasinya didominasi warna coklat berbentuk mural. Di sudut ruangan tampak pajangan motor Vespa. Sayup-sayup terdengar alunan musik yang easy listening, membuat suasana semakin nyaman. Beberapa kursi juga didesain unik, terutama yang terdapat dekat area masuk utama resto. Kursi kayunya berbentuk seperti ayunan, lengkap dengan tali gantungan diatasnya. Pelayanan yang kami terima juga baik, waitress-nya melayani dengan sabar & ramah.
Pada kesempatan jalan-jalan di Lotte Shopping Avenue, Jakarta kali ini, aku & suami iseng-iseng nyari tempat nongkrong baru. Sebenarnya kami berdua udah kecapean & kehausan setelah puas berkeliling shopping mall ini. Akhirnya pilihanpun jatuh ke Blacklisted Coffee Roasters atau lebih dikenal dengan Blacklisted Coffee. Karena aku & suami bukan warga ibukota, kami gak tau pasti kapan tepatnya gerai kopi ini buka. Belakangan, yang aku tau Blacklisted Coffee punya cabang di 2 (dua) mall lainnya di Jakarta, yaitu di Puri Indah Mall & Street Gallery Pondok Indah Mall 1.
Rasanya mau cari makanan apa aja tersedia di Jakarta. Semuanya tergantung pada selera masing-masing orang. Diantara sekian banyak pilihan citarasa makanan, kali ini aku & suami ingin mencoba hidangan khas Melayu Peranakan. Tempat yang kami kunjungi adalah Mama Malaka. Saat memasuki restoran yang terletak di Skybridge, lantai 3A, East Mall Grand Indonesia di Jakarta Pusat ini, kesan pertama yang dirasakan adalah keramahan dari pelayannya. Kami dipersilahkan memilih tempat duduk di pinggir jendela jika mau menikmati pemandangan pusat kota Jakarta. Karena kami hanya berdua saja, akhirnya kami memilih duduk tak begitu jauh dari jendela.
Wah... lagi-lagi kopi ! Aku bukan penikmat kopi, alasan sebenarnya kenapa mampir di Kopi Oey ini adalah karena bingung mau makan apa... hehehehe. Tapi ada yang menarik disana, setelah diperhatikan ternyata pemilik Kopi Oey ini adalah Pak Bondan Winarno. Aku juga baru tau loh.... kudet (kurang update) banget gak sih... Kopi Oey ini disebut juga Kopitiam Oey, yang artinya "kedai kopi". Dalam bahasa Hokkien, kedai kopi disebut '"ka fe tien". Orang-orang Melayu & Straits Chinese di Semenanjung Malaya lantas menyebutnya sebagai "kopitiam". Dan nama "Oey" itu sendiri berasal dari nama pemiliknya, plesetan dari "Oey-narno" alias Winarno (nama belakang pak Bondan). Dan nama tersebut sih kabarnya sedang didaftarkan agar tidak ada pihak-pihak yang tersinggung.
Jalan-jalan ke Kota Tua rasanya kok belum lengkap ya kalau belum nyobain nongkrong di Cafe Batavia yang terletak di depan Museum Fatahillah, Jakarta. Setelah lelah & berpanas-panas memotret di kawasan Kota Tua, perutku juga mulai keroncongan minta diisi. So... aku & suamiku memutuskan untuk masuk ke Cafe Batavia, yang terletak di sebuah bangunan tua bernuansa kolonial Belanda. Bangunannya antik berwarna kehijauan. Saat pertama kali memasukinya, kesan nyaman langsung terasa. Atmosfirnya seolah-olah membawa kita kembali ke zaman kolonial. Alunan musik lembut terdengar membuat suasana semakin cozy. Interiornya terbuat dari kayu lama yang masih sangat baik kualitasnya. Dimana-mana terdapat jendela yang besar & tinggi. Dinding-dindingnya dipenuhi berbagai poster & foto-foto artis lama dari mancanegara. Secara keseluruhan, tempat ini memang betul-betul nyaman !
Aktifitasku setiap hari sebenarnya nyaris sama, namun ada kalanya rutinitas itu membuat rasa jenuh mulai menyerang. Aku gak terlalu suka dengan sesuatu yg gak direncanakan, aku terbiasa dengan apa2 harus disusun dulu sebelum dilakukan. Tapi ternyata hidup ini gak sepenuhnya dalam kendali kita, kadang2 kejutan itu muncul dalam kehidupan. Seperti kali ini, suamiku harus berangkat keluar kota, menyebabkan beberapa rencana yg udah kita susun jadi terkendala. Apapun itu, harus dijalankan...
"Molly nanti temani sampai ke airport ya..." suamiku meminta. "Iya, nanti dianterin sampai mau boarding", kataku. Perjalanan itu dimulai dari stasiun kereta api Medan, tepatnya Airport Railink Services (ARS) Medan. Berangkat dengan jadwal kereta jam 08.20 Wib supaya tiba di bandara sekitar jam 09.00 Wib. Hari itu cuaca agak mendung, langit juga sedikit berkabut (mungkin efek dari lava Gunung Sinabung). Setiap aku mendengar kata "Nasi Bakar"... ingatanku selalu tertuju ke Bandung ! Entah kenapa, mungkin karena pengalaman pertama mencoba menu ini adalah sewaktu aku kuliah di Bandung, Jawa Barat. Sekarang tentunya gak sulit lagi mencari menu khas Indonesia ini. Tidak ada yg terlalu spesial dalam pembuatan nasi bakar, hanya dibungkus daun pisang, lalu diberi lauk yg dipilih lalu dibakar. Aromanya yg membuat aku menyukai menu ini, karena berbumbu maka rasanya juga gurih.
Ngomongin kuliner memang gak ada habisnya ya... gak bikin bosen juga. Mungkin masih banyak tempat nongkrong asyik di kota Medan yg belum aku kunjungi, tapi ada satu tempat yg pingin aku rekomendasikan untuk nongkrong sekaligus icip2 makanan disana. Bertempat di Jl. Suka Terang No.8 STM Atas, Medan... cafe yang terletak di area pemukiman ini layak untuk dijadikan alternatif tempat bersantai, bersama teman2 & keluarga. Tempatnya enak buat nyantai, dan karena konsepnya adalah terbuka, jadi kita bakal merasa ada ditengah2 taman ! Pilihan menunya juga variatif dan aku suka dengan taste makanannya. Kopi Kita buka setiap hari (kecuali Jum`at) mulai pukul 15.00 WIB - 23.30 WIB.
Pening... bete... bosan... !! Bukan perasaan yg aneh, setiap orang pasti pernah mengalaminya. Aku pun sering terjebak dalam suasana yg gak mengenakkan seperti itu, padahal rasanya banyaaaakk... banget yg pingin dikerjakan. Duduk berjam2 di depan laptop juga gak menghasilkan ide apa2... kutak katik smartphone pun gak sanggup menghilangkan suntuk. Kayaknya satu2nya obat adalah... keluar dari rumah & nongkrong di tempat makan ! Sejujurnya, aku bukan tukang makan, tapi kebiasaan nongkrong duduk2 sambil minum & makan sepertinya jadi kebiasaan yg susah ditinggalkan. Ini bermula dari sejak aku menikah belasan tahun lalu, suamiku yg pecinta kopi sering mengajakku ke gerai kopi. Disana ia biasa pesan kopi sambil merokok, dan aku juga ikut memesan minuman selain kopi utk sekedar menemaninya duduk2 & ngobrol. Lama2... laper juga yah klo minum doang... hahahaha. Liat menu makanan & mulailah memesan mulai dr yg ringan2 sampai kategori makanan berat ! Akhirnya, kebiasaan ini berlangsung selama bertahun2... tanpa terasa, kami pun punya kebiasaan utk nongkrong sambil makan & minum.
Pilihan tempat nongkrongnya biasa dimana aja, dari mulai cafe sampai warung di pinggir jalan pun dicoba. Ini cukup sering kami lakukan bahkan di hari2 biasa sekalipun (gak melulu pas weekend atau libur aja). Sepulang dari kantor, suamiku kadang2 mengajakku muter2 kota sambil ngobrol di mobil & berakhir di salah satu tempat nongkrong. Seakan dia tau klo istrinya ini "not in the good mood", rasanya hal2 begini yg mampu mengusir semua penat & rasa bete yg aku alami pada hari itu. Dalam hal ini, suamiku termasuk "pintar" membaca situasi... hahahaha... |
AboutI`m Indonesian, currently living in Medan, North Sumatra. My intention is to share my activities & hobbies. I love travelling, photography, reading a book, writing, listening to music & sometimes like to try culinary... Archives
May 2015
Categories
All
|